BOOK
Nun : pada sebuah cermin
Mungkin Nun memang diciptakan sebagai sebatang "pena" yang ditakdirkan menuliskan kehidupan. Kehidupan dirinya yang pahit. Di rumah petak sempit di pemukiman liar bantaran sungai, Nun mulai menuliskan makna sebuah perjuangan. Dia yatim sejak kecil. Ketika lulus SMP dg nilai ujian cemerlang, Nun harus menerima kenyataan bahwa ibunya yang menjadi pemulung tak sanggup membiayai sekolahnya, bahkan menuntut Nun untuk membantu membiayai hidup mereka bersama kedua adiknya. Nun akhirnya mengais nafkah sebagai pemain ketoprak di sebuah grup ketoprak berusia 80 tahun yang sudah nyaris gulung tikar. Grup Ketoprak Chandra Poernama, namanya. Meski hanya ditonton beberapa gelintir penonton, Nun selalu total berakting. Di gedung ketoprak yang nyaris ambruk itu, Nun bertemu dengan Naya. Pemuda intelek, putra seorang pengusaha terkaya di kotanya, fotografer dan jurnalis andal, yang jatuh cinta padanya.
Sinopsis buku
Perjumpaan pertama Naya dengan Nun ternyata telah menimbulkan kesan yang sangat mendalam di hati pemuda itu. Perjumpaan itu, ibarat dia menemukan sebuah buku dengan sampul dan judul yang memikat. Bukannya menutup dan meninggalkan buku tersebut, Naya justru ingin menyibak lembar demi lembar dan membacanya hingga tamat. Dan akhirnya, dari pertemuan pertama, Naya pun seperti tersedot dalam labirin tak bertepi. Naya tahu bahwa hubungan mereka tidak direstui. Realitas kehidupan kemudian seolah-olah berbalik memusuhi hidup Nun. Bukan saja karena kisah kasihnya yang tak menentu, namun juga karena permasalahan demi permasalahan yang sangat pelik menderanya bertubi-tubi.
Tidak tersedia versi lain