"Lancang, Anakku! Oh, betapa rindunya Emak kepadamu, Nak!" Si Lancang yang sudah kaya raya itu malu dan menyangkal, "Kamu bukan ibuku! Kelasi, bawa perempuan itu turun dari kapalku!" Betapa kaget ibu Lancang mendengar perkataan anaknya yang mengusirnya dengan kasar. Rupanya, si Lancang tidak ingat lagi pada janjinya dulu. Akhirnya ibu Lancang turun dari kapal dan pulang ke rumah dengan pera…
"Kala Rau, kami meminta maaf karena tidak bisa mengajakmu meminum air suci ini bersama-sama. Sebagai gantinya, kau akan diangkat para Dewa untuk menjadi raja. Kau boleh memilih, menguasai lautan atau menguasai langit!" kata Batara Guru. Betapa kecewanya Kala Rau mendengar ucapan Batara Guru. Ia pun teringat ucapan naga raksasa yang telah dikalahkannya. Ia baru menyadari bahwa ucapan naga rak…
"Paman, ada apakah gerangan, kenapa setiap orang tampaknya sedang sibuk menyiapkan sesuatu?" tanya Cindelaras pada salah seorang penduduk. "Apakah engkau belum tahu? Hari ini raja mengadakan acara taruhan mengadu ayam. Ayam yang berhasil mengalahkan ayam sang raja akan memperoleh banyak hadiah."
"Di mana kami dapat menemukan nasi ini, Dewi?" tanya para penduduk. "Kalian tidak akan menemukannya, melainkan harus menanamnya," sahut Dewi Sri. "Tapi, bagaimana caranya?" tanya Hyang Prabu Romo. "Aku akan mengajarkan cara menanam dan mengolah padi. Asalkan kalian mau membersihkan hutan yang terbakar ini." Mendengar penjelasan itu, seluruh warga langsung setuju. Sang Dewi Sri pun menghilang …
"Hai, Begawan Sidi Mantra, apa tujuanmu datang ke sini?" tanya Naga Besukih. "Wahai Naga Besukih yang perkasa, bantulah aku dari kesusahanku. Anak satu-satunya yang aku sayangi terbelit utang. Bantulah aku untuk melunasi utangnya." Sang Naga mengibaskan tubuhnya dan sisik-sisiknya berjatuhan. Ternyata sisik-sisik itu berubah menjadi emas dan intan berkilauan.