BOOK
Lembaga budi : menegakkan budi membangun jati diri berdasar tuntunan al-qur'an dan sunah nabi
LEMBAGA BUDI
Menegakkan Budi, Membangun Jati Diri
Berdasar Tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi
Tulisan Kaver Belakang
Buya Hamka. Nama lengkapnya Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Putra pertama dari pasangan Dr. Abdul Karim Amrullah dan Shaffiah ini lahir pada 17 Februari 1908 di Maninjau, Sumatra Barat. Tidak satu pun pendidikan formal ditamatkannya. Banyak membaca menjadi modalnya, tak lupa belajar langsung dengan tokoh dan ulama, baik di Sumatra Barat, Jawa, bahkan sampai ke Mekah. Peraih Doktor Honoris Causa dari Universitas Al-Azhar dan Universitas Prof. Moestopo Beragama ini wafat pada hari Jumat, 24 Juli 1981.
Sejarah telah mencatat, budi Al-Quran telah menyebabkan timbulnya suatu umat yang besar. Gema suaranya berkumandang di bawah kolong langit ini, ke Timur, ke Barat, ke Utara, dan ke Selatan. Peradabannya diakui sebagai rantai emas yang gilang gemilang di dalam sejarah peradaban manusia.
Di buku keempat seri Mutiara Falsafah Buya Hamka ini, Buya Hamka menguraikan beragama budi yang harus diketahui dan diamalkan oleh setiap manusia yang mendamba kebahagiaan, kesuksesan, dan kemuliaan sejati berdasarkan tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi. Tentang budi seorang saudagar misalnya, buya mengatakan, Prinsip yang ditegakkan untuk jadi saudagar, yakni tidak bersenang hati memberikan suatu barang dengan jalan tipu, sebab diri sendiri pun tidak mau ditipu orang!
Sementara untuk guru diuraikan, Guru yang mendapat sukses di dalam pekerjaannya dan mendidik muridnya mencapai kemajuan, ialah guru yang tidak hanya mencukupkan ilmunya dari sekolah guru saja, tetapi diperluasnya pengalaman dan bacaan.
Dan, ada banyak budi-budi lainnya.
Tidak tersedia versi lain