BOOK
Petuah bijak dan kisah inspiratif ulama salaf dan nusantara 2
Buku ini berasal dari Yayasan Islam Al-Fahd Jakabaring
Banyak yang sanggup menasehati orang lain dengan bijak, tapi tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk dirinya sendiri. Kita sering bersemangat menasehati orang lain, padahal diri kita bahwasanya orang yang paling butuh untuk mengamalkan nasehat itu. Mari memusahabahi diri sendiri dengan membaca petuah ulama dalam buku ini. KH. Moh. Anwar Manshur
“Mak, Mbah iku nek mbengi kok gak tau turn to Mak?” (Mak, kakek jika malam kok tidak pernah tidur?) “lyo le, Mbahmu eling oleh titipan anake wong sak pirang-pirang. Gak wani turu nek durung ndongakno santri-santri.” (lya nak, kakekmu teringat menerima titipan anaknya orang banyak. Tidak berani tidur jika belum mendoakan santri-santri) jawab Ibu Nyai Salamah. (halaman …)
“Anda masih punya uang selain ini?” “Ya. Uang saya banyak sekali.” jawab orang kaya pemberi hadiah. “Anda masih terus bekerja menghasilkan uang?” “Ya.” “Anda lebih layak dengan uang ini dibandingkan saya. Saya tidak mempunyai uang sebanyak ini. Puji Yang Mahakuasa saya tidak berusaha mencari dan tidak ada impian mendapatkannya.” kata Imam Junaid sambil mengembalikan uang yang ada di depannya. (halaman …)
“Bagaimana caranya sanggup membeli kendaraan beroda empat sendiri di zaman begini?” tanya Kiai Saifuddin. Ketika itu hampir tidak ada seorang sipil pun yang mempunyai mobil. “Ya Allah! Kalau soal beli kendaraan beroda empat saja tidak sanggup memecahkannya, bagaimana sanggup memecahkan masalah rakyat?” jawab Kiai Wahid Hasyim tegas
Tidak tersedia versi lain