BOOK
Father man
Bukan Sembarang Lelaki
Apa ciri khas dari kelelakian?
Bukan otot sixpack atau tulang kawat yang jadi ukuran. Sebab sekarang banyak lelaki sixpack tapi ngondek. Tulang kawat, gayanya akhwat, kalau ada masalah suka baperan. Masalah bertumpuk malah suntuk. Padahal simpel, kalau masalah bertumpuk ya tinggal dijejerin aja. Gak numpuk lagi. Beres kan?
Singkatnya, lelaki sejati itu diukur dari sikapnya bukan sekadar postur tubuh. Perut boleh buncit, tapi bertanggung jawab nyari duit. Otot lengan emang gak segede Ade Rai, tapi saat diminta menggendong anak, segera menjawab: “Okay!”
Inilah lelaki sejati. Saat menikah sudah menyadari bahwa bisa menggauli istri, maka bisa juga mengurus semua itu dan ini. Nggak cuma mau enaknya doang, tapi juga mau ikut ngurus anaknya. Terlebih, anak itu nasabnya ke ayah, karena di akhirat ayahnyalah yang akan ditanya. Nggak bisa ngumpet lagi di belakang tubuh istri seperti waktu tukang kredit datang menagih.
Inilah al qowwam. Fitrah yang diberikan kepada kaum adam. Sejak lahir sudah siap mengatur alam. Alam aja siap dikelola, apalagi keluarga. Jadi kalau direpotin sama anak istri dengan banyaknya tuntutan, woles aja bro, namanya juga laki. Jangan cemen gitu lah.
Itulah kenapa, saat punya anak jangan langsung bangga lantas mengaku diri sudah menjadi ayah. Untuk bisa disebut ayah, nggak cukup bermodalkan punya anak. Ini sama bodohnya dengan orang yang punya bola, terus ngaku-ngaku pemain bola. Untuk bisa dipanggil ayah, harus menerima konsekuensinya, yakni siap mengasuh anak bersama istri tercinta. (selengkapnya ada di bab 1)
Tidak tersedia versi lain