BOOK
Retail rules : melihat keunggulan dan potensi bisnis ritel makanan di masa depan
Pada tahun 1970-an, ritel modern di Indonesia mulai berkembang ditandai dengan dibukanya gerai pertama oleh Dick Gelael di jalan Falatehan, Kebayoran Baru, dan KemChick yang digarap oleh Bob Sadino di kawasan Kemang, keduanya di Jakarta Selatan. Pada waktu yang bersamaan pula, tanggal 23 Agustus 1971, Hero yang dikelola oleh almarhum MS Kurnia membuka gerai pertamanya di Falatehan.
Strategi bisnis yang ditawarkan masing-masing perintis ritel modern juga bermacam-macam. Gelael, misalnya, membidik konsumen menengah-atas di kawasan elite kota-kota besar. Kemchick milik Bob Sadino ingin menjadikan supermarketnya sebagai tujuan utama berbelanja bagi para ekspatriat. Sedangkan Hero membidik kalangan menengah-atas, namun lebih fleksibel dalam pemilihan lokasi.
Bisnis swalayan di era tersebut bukan perkara gampang karena beberapa alasan. Pertama, para pemasok belum terbiasa dengan pola kerja pasar swalayan. Kedua, konsumen pun belum terbiasa berbelanja dengan cara mengambil sendiri barang belanjaan tanpa dilayani. Butuh waktu untuk menanamkan persepsi berbelanja ritel modern di benak konsumen.
Di dalam buku ini diuraikan bahwa kendala budaya berbelanja di atas ditutupi oleh persepsi umum konsumen Indonesia yang mencintai belanja dan menganggap belanja sebagai rekreasi.
Arah angin pun berpihak pada pelaku bisnis ritel. Pemerintah pada masa Orde Baru pun tergerak untuk ikut mendorong sektor ini. Lalu dibuatlah kebijakan ekonomi pada masa itu yang sangat kondusif bagi investor asing yang ingin menanamkan modal di Indonesia. Selain itu pada tahun 1980-an, pemerintah memberikan berbagai kemudahan fasilitas bagi perusahaan yang ingin menjual saham ke lantai bursa. Tujuannya agar keuntungan dari perusahaan bisa dinikmati masyarakat luas.
Buku ini mengupas juga serbuan peritel asing ke Indonesia yang dimulai oleh Makro pada tahun 1992. Peritel nomor satu di dunia WalMart asal Amerika Serikat juga masuk ke Indonesia pada tahun 1995 serta Ahold, peritel nomor satu di Belanda. Selain sejarah masuknya, buku ini juga membahas secara mendetail strategi-strategi yang digunakan oleh peritel asing untuk menjaring konsumen Indonesia. Tentu peritel-peritel terkemuka di Indonesia juga tak lepas dari pembahasan, seperti Carrefour, Alfamart, Ranch Market, hingga Hypermart.
Saat ini nilai pasar ritel Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang pesat, khususnya dalam lima tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi yang relatif baik menjadi faktor penting dalam mendorong pertumbuhan pesat ritel modern. Selain itu, potensi besarnya jumlah penduduk Indonesia juga tidak dapat diabaikan begitu saja. Faktor besarnya jumlah penduduk ini membuat para pemain asing cukup berminat masuk ke pasar Indonesia.
Retail Rules merupakan buku pertama yang mengkaji dan memaparkan bisnis ritel di Indonesia yang ditulis oleh praktisi yang telah menekuni dan meneliti dunia ritel selama 20 tahun. Buku ini memberikan insight bagi peritel, pemasok, pembuat regulasi, dan pemasar dalam melengkapi pengetahuan tentang sejarah ritel Indonesia dan dunia, menyempurnakan pengertian tentang seluk-beluk ritel dan mengantisipasi bisnis ritel sebagai bisnis dengan visi masa depan.
Tidak tersedia versi lain