BOOK
The boy who gave his heart away : kehidupan yang terlahir dari kematian
Diambil dari kisah nyata, novel ini benar-benar syarat akan makna. Selain itu novel ini merupakan pemenang “New York Festival World's Best Radio Award” kategori Penulisan, Medis dan Isu sosial.
Marc adalah pesepakbola berusia 15 tahun yang tinggal di Skotlandia. Terpisah jarak beberapa ratus mil dari Marc, tinggallah Martin di Inggris. Ia seorang pemuda 16 tahun yang mulai menyusun rencana untuk masa depannya. Keduanya tiba-tiba jatuh sakit pada kisaran waktu yang sama.
Kendati pun kehidupan keduanya tak pernah bersinggungan, namun takdir mengikat mereka dengan cara yang tak terbayangkan. Salah satu dari kedua pemuda ini ditakdirkan untuk menghembuskan nafas terakhirnya sehingga nyawa pemuda lain dapat terselamatkan.
Sementara itu, keluarga pendonor dan keluarga penerima donor umumnya tidak dibiarkan berinteraksi secara langsung. Namun, apa jadinya jika ibu dari kedua pemuda itu dipertemukan?
Seperti apakah kehidupan pemuda yang mendapatkan jantung yang baru? Dan seperti apa sosok sang pemuda yang dianggap pahlawan—pemuda yang mendonorkan jantungnya?
Kisah ini sangat menggetarkan hati. Penulis berhasil menghidupkan kisah ini hingga seperti melihat secara nyata bagaimana kehidupan yang dialami Marc dan Linda serta Martin dan Sue. Pilihan sudut pandang yang diambil penulis juga menjadi nilai tambah tersendiri dalam kisah ini. Sudut pandang orang ketiga bergantian masing-masing tokoh di sini, membuat kita mengenal masing-masing tokoh lebih dekat.
Dalam novel ini dapat dirasakan kesedihan, kebingungan, keputusasaan seorang ibu. di sisi lain saya juga dapat merasakan kesabaran dan keikhlasan yang harus mereka terima ketika melihat keadaan putra masing-masing. Ini benar-benar kisah yang penuh haru. Belum lagi ketika takdir ternyata membuka peluang untuk saling bertemu dan berkenalan. Ini adalah momen yang sangat jarang terjadi antara pendonor dan penerima donor
Tidak tersedia versi lain